Prevalensi hipertensi nasional berdasarkan Riskesdas 2013 sebesar 25,8% dengan orang yang mengalami hipertensi hanya 1/3 yang terdiagnosis sedangkan 2/3 tidak terdiagnosis dan 0,7% orang yang terdiagnosis tekanan darah tinggi dengan memiliki kebiasaan meminum obat hipertensi(Kemenkes RI, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi tidak menyadari menderita hipertensi.
Pengetahuan bisa didapatkan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan tentang perawatan hipertensi pada anggota keluarga dapat memberikan informasi yang dibutuhkan keluarga yang dapat meningkatkan pengetahuan keluarga sehingga keluarga dapat menentukan sikap yang lebih baik dalam perawatan hipertensi anggota keluarga(Liena Sofiana et al., 2018). Penyuluhan kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan perilaku klien hipertensi, akan meningkatkan pola hidup sehingga dapat mengontrol tekanan darah dengan baik
Permasalahan yang dihadapi desa Binaan Fakultas Kedokteran Untirta saat ini antara lain masih tingginya kasus hipertensi maka dinilai perlu memberikan penyuluhan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya hipertensi.
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan di Desa Binaan Lempuyang Kecamatan Tanara Kabupaten Serang pada hari Rabu, 31 Maret 2021. Metode penyuluhan yaitu dengan metode ceramah dan pembagian leaflet Hipertensi kepada peserta penyuluhan. Jumlah peserta yang hadir yaitu 20 orang.

Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untukmemberikan pengetahuan mengenai hipertensi kepada masyarakat agat masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan penyakit hipertensi. Pencegahan merupakan faktor penting. Dengan mengetahui gejala dan faktor resiko hipertensi yang terjadi diharapkan masyarakat mampu mencegah terjadinya hipertensi atau terjadinya komplikasi dan kematian. Cara untuk mendeteksi atau menegakkan diagnosis penyakit hipertensi, sangat sederhana yaitu dengan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter
Hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Biasanya hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah di atas 140/90, dan dianggap parah jika tekanan di atas 180/120(Diskominfo Pati, 2020). Tekanan darah tinggi berkembang selama bertahun-tahun, dan akhirnya memengaruhi hampir semua orang(Bell et al., 2015). Untungnya, tekanan darah tinggi dapat dengan mudah dideteksi. Sementara itu, beberapa gejala hipertensi yang perlu diketahui adalah: Pusing; Sakit kepala; Sesak napas; Sakit dada; Perubahan visual seperti penglihatan tampak buram; Adanya darah dalam urine. Cara terbaik untuk mengetahui apakah seseroang mengidap hipertensi adalah dengan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur.

Perubahan gaya hidup sehat adalah hal yang disarankan untuk mengendalikan faktor-faktor penyebab hipertensi(Amila et al., 2018). Mengubah pola makan menjadi lebih sehat. Diet sehat untuk jantung dapat membantu mengurangi tekanan darah tinggi. Hal ini penting untuk mengelola tekanan darah agar berada dalam batas aman sehingga bisa mengurangi risiko. Beberapa perubahan pola makan yang disarankan, yaitu mengurangi daging merah dan menggantinya dengan makanan nabati seperti sayur, buah, dan biji-bijian; mengurangi makanan tinggi garam, dan mengurangi makanan atau minuman manis. Meningkatkan aktivitas fisik. Untuk mencapai berat badan yang sehat, maka harus lebih aktif secara fisik. Selain membantu menurunkan berat badan, olahraga membantu mengurangi stres, menurunkan tekanan darah secara alami, dan memperkuat sistem kardiovaskular. Jadi, lakukanlah aktivitas fisik minimal 30 menit sebanyak lima kali seminggu. Kelola stres. Olahraga adalah cara terbaik untuk mengelola stres. Jika seseroang mampu mengelola stres, maka dapat menurunkan risiko alami tekanan darah tinggi. Sementara itu, hal untuk membantu mengurangi stres adalah meditasi, mengatur pernapasan, pijat, relaksasi otot, yoga atau tai chi. Selain itu, tidur yang cukup juga dapat membantu mengurangi tingkat stres. Mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat dan bersih. Jika seseorang perokok, cobalah untuk berhenti. Zat kimia dalam asap tembakau merusak jaringan tubuh dan mengeraskan dinding pembuluh darah sehingga memicu tekanan darah tinggi. Sementara itu, jika seseorang secara teratur mengonsumsi alkohol terlalu banyak atau memiliki ketergantungan alkohol, segera kurangi konsumsinya.
Diet Pada Hipertensi(P2PTM Kemenkes RI, n.d.)
Bahan Makanan yang diperbolehkan :
Bahan makanan segar seperti : beras, ubi, mie, maizena, hunkwee, terigu, gula pasir.Kacang-kacangan dan hasil olahnya, seperti kacang hijau, kacang merah, kacang kolo, tempe, tahu tawar, oncom.Minyak goreng, margarine tanpa garam, sayuran dan buah-buahan segarBumbu seperti : bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos, salam, sereh, dll
Cara Memasak yang dianjurkan :
Dalam menumis atau memasak sebaiknya menggunakan mentega atau margarine yang tidak mengandung natrium (garam). untuk memperbaiki rasa masakan yang tawar, dapat digunakan bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, gula, cuka, kunyit, daun salam, dan asam.Dengan menggoreng, menumis, pepes, kukus atau memanggang juga dapat meninggikan / menambah rasa masakan sehingga tidak terasa tawar.
.
Pelaksanaan pengabdian kepada mayarakat di Desa Lempuyang yang dilakukan oleh dosen Prodi Gizi Fakultas Kedokteran Untirta berjalan dengan baik. Peserta yang hadir antusias dalam membaca leaflet Hipertensi yang diberikan. Kegiatan ini memberikan pengalaman yang baik kepada para peserta untuk mencegah terjadinya hipertensi.
Amila, Janno Sinaga, Evarina Sembiring, 2018. Self Efficacy dan Gaya Hidup Pasien Hipertensi. Jurnal Kesehatan 9, 360–365.
Bell, Twiggs, Olin, 2015. Hypertension : The Silent Killer : Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama Pharmacy. Association, Alabama.
Diskominfo Pati, 2020. Jumlah Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi Menurut Jenis Kelamin Kecamatan Di Kab Pati – Portal Satu Data Indonesia [WWW Document]. URL https://satudata.go.id/dataset/jumlah-pelayanan-kesehatan-penderita-hipertensi-menurut-jenis-kelamin-kecamatan-di-kab-pati (accessed 4.9.21).
Kemenkes RI, 2017. Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya [WWW Document]. URL https://www.kemkes.go.id/article/view/17051800002/sebagian-besar-penderita-hipertensi-tidak-menyadarinya.html (accessed 4.9.21).
Liena Sofiana, Yudha Puratmadja, Baiq Sandi Kartika S, Abdul Haris R Pangulu, Ika, Handayani Putri, 2018. Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang Hipertensi Melalui Metode Penyuluhan. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat 2, 171–176.
P2PTM Kemenkes RI, n.d. Diet pada Hipertensi [WWW Document]. Direktorat P2PTM. URL http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/30/diet-pada-hipertensi (accessed 4.9.21).